Sesampainya di
perpustakaan, Lydia dan Laurence menemukan surat misterius. Surat itu memang
ditujukan untuk mereka. Tapi... surat dari siapa ini? Lydia cepat-cepat
membacanya.
Datanglah ke Kingdom Element sekarang juga! Waktumu hanya tersisa 1 jam dari sekarang. Kalau tidak, lihat saja nanti. Salam, Mysterious Woman.
Hanya itu isi suratnya. Kedua putri itu sangat bingung. Siapa itu Mysterious Woman? Dan mengapa wanita misterius itu menyuruhnya datang ke Kingdom Element siang ini? Di mana tempatnya? Lydia kembali membaca isi surat itu.
Datanglah ke Kingdom Element sekarang juga! Waktumu hanya tersisa 1 jam dari sekarang. Kalau tidak, lihat saja nanti. Salam, Mysterious Woman.
Hanya itu isi suratnya. Kedua putri itu sangat bingung. Siapa itu Mysterious Woman? Dan mengapa wanita misterius itu menyuruhnya datang ke Kingdom Element siang ini? Di mana tempatnya? Lydia kembali membaca isi surat itu.
Hei, ayolah, tunggu
apa lagi? Oh ya, aku belum memberitahukan di mana tempatnya. Kingdom Element
berada di atas awan.
Ajaib! Isi surat itu berbeda dari yang sebelumnya. Laurence
hampir menjerit ketika mendapati isi surat itu berubah lagi.
Caranya agar kau bisa sampai ke sana, datanglah ke Mount Hill. Dakilah tebing yang paling tinggi kedua. Bawalah surat ini juga. Dan masukkan ke dalam kotak surat yang tersedia di sana.
Caranya agar kau bisa sampai ke sana, datanglah ke Mount Hill. Dakilah tebing yang paling tinggi kedua. Bawalah surat ini juga. Dan masukkan ke dalam kotak surat yang tersedia di sana.
Lydia berpikir
keras. Benarkah apa yang dikatakan surat ini? Atau mungkin hanya ingin menipu?
“Ahh, sudahlah, lupakan saja,” ucap Lydia akhirnya. Ia
pun berjalan keluar dari perpustakaan tersebut. Ia tak jadi membaca buku.
“Tapi, mungkin yang dikatakan surat itu benar, Lydia!”
ucap Laurence yang meyakinkan Lydia. Tetapi, Lydia tak peduli.
Ketika
Lydia sampai di pintu perpustakaan, surat yang dipegangnya bercahaya. Bukan
sekedar bercahaya, tapi sinarnya membuat orang-orang silau.
Lydia memandangi surat tersebut. Tapi surat yang
dipegangnya tidak kelihatan sama sekali karena terlalu silau.
“Laurence, berpegangan!” perintah Lydia. Laurence
cepat-cepat meraih tangan Lydia.
Ajaib, seperti mesin waktu, kedua putri tersebut
berputar-putar di sebuah lorong bercahaya.
Tiba-tiba saja, setelah cahaya itu menghilang, Lydia dan
Laurence sudah berada di suatu tempat. Sekejap kedua putri itu tak mengenali
ada di mana. Namun kemudian mereka baru ingat tempat ini, di Mount Hill!
To be continued...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar